UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
Uang telah menjadi alat tukar yang sah dan mudah di khalayak umum. Zaman penjajahan suadah berlalu, dulu yang masih benggunakan sistem barter untuk mendapatkan barang yang di inginkan.
menukar barang masih sulit untuk menentukan nilai barang tersebut. maka uanglah yang akan menjadi solusi yang terbaik bagi semua orang untuk menggunakannya sebagai alat tukar. Berikut akan di bahas di dalam makalah kami.
menukar barang masih sulit untuk menentukan nilai barang tersebut. maka uanglah yang akan menjadi solusi yang terbaik bagi semua orang untuk menggunakannya sebagai alat tukar. Berikut akan di bahas di dalam makalah kami.
MAKALAH
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
FAKULTAS : EKONOMI
PRODI
: MANAJEMEN
NAMA
KELOMPOK :
AHMAD
UBAIDILLAH
FAROKHA NABILA
LAILATUL
MUSTAGFIROH
UNIVERSITAS KH. ABDUL WAHAB
KHASBULLOH
TAMBAKBERAS JOMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perencanaan
adalah suatu langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan sesuatu hal yang
hendak di capai. Dengan rencana yang matang, kita dapat mengetahui kelemahan
dan kelebihan dari tujuan yang akan di capai.
Dalam
ilmu ekonomi didapati pelajaran tentang keorganisasian yang didalamnya terdapat
sekumpulan orang yang berdiskusi atau sedang melakukan pekerjaan tertentu yang
dilakukan secara bersama-sama. Dalam suatu organisasi ada visi dan misi
(tujuan) yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu dan mengharapkan hasil
yang maksimal. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka diperlukan persiapan
sebelum bertindak, maka dari itu di perlukanlah adanya rencana yang disusun
sedemikian rupa yang didalamnya menampung berbagai keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan alternatif yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam waktu tertentu pula. Jika suatu organisasi memiliki rencana yang matang,
mereka tidak akan kebingungan dalam bertindak karena semua masalah-masalah yang
mungkin akan dihadapi telah diprediksi dan direncanakan solusinya. Sehingga
kemungkinan besar organisasi bisa melaksanakan program-programnya dengan lancar
tanpa kendala suatu apapun.
Perencanaan
bisa menjadi suatu peta bagi kita yang ingin mengerjakan sesuatu. Mengapa bisa
menjadi suatu peta? Karena dengan perencanaan yang tersusun secara sistematis
dan rapi tidak akan membuat kita kebingungan saat menghadapi suatu persoalan
yang menghalangi kerja kita. Ilmu ekonomi yang membahas tentang uang juga
memerlukan adanya perencanaan, mau dipakai untuk apa uang tersebut atau bisa
juga saat terjadi keterbatasan dana atau biaya bisa untuk merencanakan yang
manakah kebutuhan yang harus didahulukan. Pada keadaan seperti itulah
perencanaan ekonomi digunakan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Apakah
yang dimaksud dengan perencanaan ekonomi?
2. Apa
fungsi dari adanya perencanaan ekonomi?
3. Bagaimanakah
proses dan tahapan dari perencanaan ekonomi?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah adalah :
1. Mahasiswa-mahasiswi
mengetahui apa arti dari perencanaan ekonomi beserta fungsinya.
2. Mahasiswa-mahasiswi
bisa menegtahui pendapat para ahli tentang perencanaan ekonomi.
3. Mahasiswa-mahasiswi
memahami proses dan tahapan perencanaan ekonomi.
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar penulis dan pembaca bisa memahami
arti dari perencanaan mulai dari definisi, fungsi, proses, dan
tahapan-tahapannya. Terlebih lagi penulis dan pembaca juga bisa mengetahui
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli okonom tetang perencanaan ekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang
mencangkup keputusan - keputusan atau pilihan – pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu pada masa yang
akan datang (Conyers & Hills : 1994). Adapun beberapa pendapat dari para
ahli tetang perencanaan yaitu sebagai berikut :
1.
Waterston (1965)
Perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus guna memilih
alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu
2.
Conyers & Hills (1994) mendefiniskan perencanaan sebagai
suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan berbagai alternative penggunaan sumberdaya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
3.
MT Todaro (Economic
Development, 7 th ed., 2000): Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara
sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan ekonom dalam jangka panjang
serta mempengaruhi, mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju
pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama untuk mencapai tujuan
pembangunan yang tela ditentukan sebelumnya.
4.
Jhingan: Perencanaan
adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud dan sasaran
tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik oleh
Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran social,
politik atau lainnya.
Walaupun belum ada kesepakatan yang di antara pakar ekonom
berkenaan dengan istilah perencanaan ekonomi, dapat di ambil inti dari istilah
perencanaan ekonomi mengandung arti pengendalian dan Pengaturan suatu
perekonomian untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu
tertentu pula.
Dari beberapa pengertian dan pendapat dari para ahli di atas,
dapat di simpulkan bahwa perencanaan ekonomi adalah proses berkesinambungan
yang melibatkan beberapa keputusan atau pilihan untuk menegendalikan perekonomian
yang digunakan untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu di masa depan dengan
waktu tertentu pula.
Berdasarkan definisi diatas berarti ada empat elemen dasar
perencanaan yaitu :
1.
Merencanakan
berarti memilih
Definisi ini dikenalkan oleh Yulius Nyerere (mantan Presiden
Tanzania) ketika menyampaikan pidato Repelita II Tanzania pada tahun 1969.
Perencanaan merupakan proses memilih di antara berbagai kegiatan yang
diinginkan karena tidak semua yang diinginkan tersebut dapat dilakukan dan
tercapai pada saat yang bersamaan. Hal ini menyiratkan bahwa hubungan antara
perencanaan dengan proses pengambilan keputusan sangat erat sehingga banyak
literature perencanaan membahas pendekatan-pendekatan alternatif proses
pengambilan keputusan, terutama sekali berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembuatan keputusan dan urutan-urutan tindakan di dalam proses
pengambilan keputusan.
2.
Perencanaan
merupakan alat pengalokasian sumberdaya
Penggunaan istilah “sumberdaya” di sini menunjukkan segala
sesuatu yang dianggap berguna dalam pencapaian suatu tujuan tertentu.
Sumberdaya di sini mencakup sumberdaya alam saja (tanah, air, hasil tambang,
dan sebagainya), sumberdaya manusia, sumberdaya modal, dan keuangan,
perencanaan mencakup proses pengambilan keputusan tentang bagaimana penggunaan
suberdaya yang tersedia sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas
sumberdaya tersebut berpengaruh sangat penting dalam proses memilih di antara
berbagai pilihan tindakan-tindakan yang ada.
3.
Perencanaan
merupakan alat untuk mecapai tujuan
Konsep perencanaan sebagai alat pencapaian tujuan muncul
berkenaan dengan sifat dan proses penetapan tujuan. Salah satu masalah yang
sering dihadapi oleh seorang perencana adalah bahwa tujuan-tujuan mereka kurang
didefiniskan secara tepat. Sering kali tujuan-tujuan tersebut didefiniskan
secara kurang tegas, karena kadang kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan oleh
orang lain (para pemimpin politik, misalnya)
4.
Perencanan
untuk masa depan (Lincolin Arsyad,1999)
Salah satu elemen penting dalam perencanaan adalah element
waktu. Tujuna-tujuan dalam perencanaan dirancanag untuk mencapai di masa yang
akan datang dan oleh karena itu perencanaan berkaitan dengan masa depan.
Arthur lewis dalam bukunya berjudul Development Planning
(1966). Membagi perencanaan dalam 6 (enam) pengertian yaitu :
1.
Istilah
perencanaan seringkali dihubungkan dengan letak geografis, bangunan, tempat
tinggal, bioskop dan lainnya. Di negara sedang berkembang hal ini sering
disebut dengan istilah perencanaan kota dan negara (town and country planning)
atau perencanaan kota dan daerah (urban and regional planning).
2.
Perencanaan
mempunyai arti keputusan penggunaan dan pemerintah dimasa yang akan datang.
3.
Ekonomi
berencana adalah ekonomi dimana setiap unit produksi hanya memanfaatkan sumber
daya manusia, bahan baku, dan peralatan yang dialokasikan dengan jumlah
tertentu dan menjual produknya hanya kepada perusahaan atau perorangan yang
ditunjuk oleh pemerintah.
4.
Perencanaan
berarti setiap penentuan sasaran produksi oleh pemerintah.
5.
Penerapan
sasaran untuk perekonomian secara keseluruhan dengan maksud untuk
mengalokasikan semua tenaga kerja, devisa, bahan mentah dan sumberdaya lainnya
ke berbagai bidang perekonomian.
6.
Untuk
menggambarkan sarana yang digunakan pemerintah untuk memaksakan sasaran-sasaran
yang ditetapkan.
7.
Perencanaan
sebenarnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan dari waktu ke waktu
dengan melibatkan kebijaksanaan (polycy) dari pembuat keputusan berdasarkan
sumber daya yang tersedia dan disusun secara sistematis.
Maka pelaksanaan pembuatan perencanaan itu pada dasarnya
adalah mengambil suatu kebijaksanaan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut (Soekartawi, 1990).
1.
Perencanaan
berarti memilih berbagai alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang
ada.
2.
Perencanaan
berarti pula alokasi sumberdaya yang tersedia baik sumberdaya alam maupun
sumberdaya manusia.
3.
Perencanaan
mengandung arti rumusan yang sistematis yang didasarkan pada kepentingan
masyarakat banyak.
4.
Perencanaan
juga menyangkut masalah tujuan atau sasaran tertentu yang harus dicapai.
5.
Perencanaan
juga dapat diartikan atau dikaitkan dengan kepentingan masa depan.
B.
Fungsi Perencanaan
Fungsi Perencanaan Ekonomi Beberapa buku literatur
perencanaan pembangunan (Development planning) pembahasan terhadap pentingnya
perencanaan ini sering dikaitkan dengan pembangunan itu sendiri. Dengan
demikian, pembahasan pentingnya aspek perencanaan yang dikaitkan dengan aspek
pembangunan dapat diklarifikasikan menjadi dua topik utama, yaitu :
1.
Perencanaan
sebagai alat dari pembangunan.
2.
Perencanaan
sebagai tolok ukur dari berhasil atau tidaknya pembangunan tersebut.
Perencanaan dianggap sebagai alat pembangunan karena
perencanaan memang merupakan alat strategis dalam menuntun jalannya
pembangunan. Suatu perencanaan yang disusun secara acak-acakkan (tidak
sistematis) dan tidak memperhatikan aspirasi target group (sasaran), maka
pembangunan yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan. Dengan demikian
dalam konteks perencanaan, sebagai alat maka mempunyai keunggulan komprehensif
sebagai berikut :
1.
Perencanaan
dapat dipakai sebagai alat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan.
2.
Perencanaan
dapat dipakai sebagai alat penentuan sebagai alternatif dan berbagai kegiatan
pembangunan.
3.
Perancanaan
dapat dipakai sebagai penentuan skala prioritas.
4.
Perencanaan
dapat dipakai sebagai alat peramalan (forecasting) dari kegiatan dari masa ke
masa yang akan datang. (Soekartawi, 1990)
Sementara menurut Lincolin Arsyad fungsi-fungsi perencanaan
adalah sebagai berikut:
1.
Dengan
perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman
bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada tujuan pembangunan.
2.
Dengan
perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan,
hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
3.
Perencanaan
memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
4.
Dengan
perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan.
5.
Perencanaan
sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan evaluasi.
C.
Model-model
Perencanaan Ekonomi
Menurut Todaro (1986) dalam buku Perencanaan
Pembangunan : Model dan Metode, perencanaan (pembangunan) ekonomi merupakan
usaha secara sadar dari suatu organisasi pusat untuk mempengaruhi, mengarahkan,
serta dalam beberapa hal, bahkan mengendalikan perubahan dalam
variable-variabel ekonomi yang utama (misalnya : PDB, konsumsi, investasi,
tabungan dll.).
Model pembangunan ekonomi merupakan
seperangkat hubungan terorganisasi yang meberikan berfungsinya suatu kesatuan
perekonomian (rumah tangga, individu, nasional dan internasional) dengan
seperangkat asumsi-asumsi yang disederhanakan.
Pemilihan model akan sangat tergantung
kepada kematangan perekonomian yang ada, bagaimana struktur kelembagaan ekonomi
dan peranan sektor swasta vs sektor pemerintah dalam pembangunan, ketersediaan
data dan informasi, dan kendala-kendala operasional tertentu (misalnya
kelangkaan modal, devisa, dan lain lain).
Model-model
perencanaan pembangunan antara lain :
a.
Model
Agregat
Tipe model perencanaan yang paling sederhana adalah model
agregat yang berhubungan dengan
perekonomian secara keseluruhan dan menyangkut komponen-komponen agregat
seperti konsumsi, produksi, investasi, tabungan , ekspor, impor, dan lain
lain. Model ini biasanya digunakan untuk
menentukan laju pertumbuhan PDB dengan asumsi yang disederhanakan. Model
perencanaan pertama dan pemula yang digunakan hampir semua oleh negara
berkembang adalah model pertumbuhan agregat. (aggregate growth model). Model
ini mengulas perekonomian secara keseluruhan dengan menggunakan
variabel-veriabel makro ekonomi yang dinilai paling mempengaruh tingkatan dan
laju pertumbuhan output nasional, yaitu tabungan, investasi, cadangan modal,
nilai ekspor, impor, bantuan luar negeri, dan sebagainya. Model pertumbuhan
agregat ini merupakan model yang cocok untuk meramalkan pertumbuhan output (dan
mungkin juga ketenagakerjaan) dalam kurun waktu antara tiga sampai dengan lima
tahun.
b.
Model
Input-Output dan Proyeksi Sektoral : Gagasan Dasar
Pendekatan lain yang jauh lebih canggih terhadap perencanaan
pembangunan menggunakan beberapa varian model-antar industri (inter-industry
model) atau model input-output (input-output model). Pendekatan ini
memperhitungkan kenyataan bahwa kegiatan ekonomi dalam sektor-sektor industri
yang utama senantiasa saling berhubungan satu sama lain dalam suatu bentuk
himpunan persamaan aljabar yang simultan yang pada akhirnya akan menunjukan
proses produksi atau teknologi yang digunakan dalam masing-masing sektor industri.
Semua industri selain dianggap sebagai produsen output tertentu juga sebagai konsumen atau pihak yang
menggunakan output dari industri yang lain sebagai input-inputnya. Sebagai
contoh adalah sektor pertanian. Selain sebagai produsen output tertentu (misalnya
gandum) sektor ini juga menggunakan input-input yang merupakan output-output ,
katakalah sektor industri mesin dan sektor industri pupuk.
c.
Penilaian
Proyek dan Analisis Manfaat Biaya Sosial
Meskipun lembaga perencanaan di negara-negara berkembang pada
umumnya menggunakan output-input sektoral yang telah disederhanakan, namun
dalam kegiatan operasional sehari-harinya mereka lebih memperhatikan alokasi
dana investasi pemerintah yang selalu terbatas berdasarkan teknik analisis
makro ekonomi yang dikenal dengan nama penilaian proyek (project appraisal).
Namun hendaknya hubungan intelektual dan operasional antara tiga teknik
perencanaan yang penting tersebut tidak diabaikan. Model pertumbuhan makro menyusun strategi yang luas, yang bila
disertai dengan analisis output-input, akan pelaksanaan upaya pemenuhan target
sektoral domestik secara konsisten, sedangkan penilaian proyek khusus dirancang
untuk mennjamin terciptanya perencanaan proyek yang efisien untuk masing-masing
sektor. Hubungan timbal balik antara ketiga tahap perencanaan tersebut akan
sangat banyak menentukan keberhasilan pelaksanaan perencanaan pembangunan
tersebut.
D.
Proses
Perencanaan
Proses Perencanaan Ekonomi Proses perencanaan
merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan oleh para pembuat keputusan
(perencanaan), adapun proses perencanaan ekonomi tersebut dibagi kedalam empat
tahap.
Tahap pertama, dimulai pada saat tujuan
ditetapkan oleh pemimpin politik dan diterjemahkan ke dalam target kuantitatif
untuk pertumbuhan, penciptaan kesempatan kerja, distribusi pendapatan,
pengurangan kemiskinan, dan seterunnya. Para pemimpin polotik harus menentukan
prioritas-prioritas tujuan untuk mengarahkan perencana jika terjadi beberapa
konflik tujuan. Hasilnya adalah fungsi kesejahteraan yang memberikan suatu
ukuran apakah perencanaan (dan para perencana) akan memenui tujuan nasional
atau tidak. Ukuran tersebut merupakan fungsi dan target-target tujuan yang
biasanya cukup banyak jumlahnya. Umumnya orang menetapkan target kenaikan unutk
suatu tujuan atau lebih, misalnya kenaikan GNP 6 persen per tahun dan kenaikan
tingkat pengerjaan (employment) sebedar 4 persen per tahun, dan kemudian
memerintahkan kepada perencana untuk mengembangkan program-program untuk
mencapai tujuan tersebut. Alternatif ketiga adalah suatu fungsi kesejahteraan
yang menunjukkan peringkat (urut-urutan tujuan), yang membuat para perencana
untuk melakukan pertimbanga, misalnya pertumbuhan.
Tahap kedua, adalah mengukur ketersediaan
sumber daya yang langka selama periode perencanaan tersebut, tabungan, bantuan
luar negeri, penerimaan pemerintah, penerimaan ekspor, tenaga kerja yang
terlatih, dan lain-lain. Kesemuanya itu, bersama dengan keterbatasan
administrasi dan organisasi, merupakan kendala (constraints) yang mengendalai
kemampuan perokonomian tersebut unutk mencapai target-targetnya.
Tahap ketiga, hampir dari semua upaya ekonomi
ditujukan untuk memilih berbagai cara (kegiatan dan alat) yang bisa digunakan untuk
mencapai tujuan nasional. Pada tahap ini ditetapkan proyek-proyek investasi
seperti jalan raya, jaringan irigasi, pabrik-pabrik, pusat-pusat kesehatan –
yang termasuk dalam perencanaan nasional, kebijaksanaan harga, seperti nilai
kurs, tingkat bunga, upah, pengaturan pajak atau sibsidi yang semuanya ini bias
merangsang perusahaan swasta untuk mengembangkan tujuan-tujuan pembangunan
nasional, dan perubahan keuangan (perbankan) atau penataan kembai sector
pertanian, yang bias mengurangi hambatan-hambatan untuk mengubah dan mendukung
kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya.
Tahap
keempat, perencanaan mengerjakan proses
pemilihan kegiatan yang penting dan mungkin untuk mencapai tujuan nasional
(welfare fungtion) tanpa terganggu adanya kendala-kendala sumberdaya dan
organisasional. Hasil dari proses ini adalah strategi pembangunan (Development
strategy) atau rencana mengatur kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama
beberapa tahun (biasanya lima tahun). (Lincoln Arsyad, 1999)
Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi menurut
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap yang
berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa berternak, masa bercocok
tanam, masa perdagangan dan yang terakhir adalah masa perindustrian. Menurut
teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional kemasayarakat
modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin
terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Dalam hal
ini, Adam Smith memandang pekerja sebagai salah satu input bagi proses
produksi. Pembagian kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam terori Adam
Smith, dalam upaya meningkatkan produktifitas tenaga kerja. Dalam pembangunan
ekonomi, modal memegang peran penting. Menurut teori ini, akumulasi modal akan
menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu
negara. Modal tersebut diperoleh dari tabungan yang dilakukan masyarakat.
Adanya akumulasi modal yang dihasilkan dari tabungan, maka pelaku ekonomi dapat
menginvestasikan kesektor riil, dalam upaya untuk meningkatkan penerimaannya.
Menurut Adam Smith proses pertumbuhan akan
terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu dengan lain.
Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik
bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan tekhnologi, meningkatkan spesialisasi
dan memperluas pasar hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat.
Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ‘fungsi tujuan’, pada akhirnya harus tunduk
pada ‘fungsi kendala’, yaitu keterbatasan sumberdaya ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi akan mengalami keterlambatan jika daya dukung alam tidak mampu lagi
mengimbangi aktivitas ekonomi yang ada. Keterbatasan sumberdaya merupakan
faktor yang dapat menghambat ekonomi tersebut, bahkan dalam perkembangan hal
tersebut justru menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. (Mudrajad kuncoro,
1997)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian
dari perencanaan ekonomi sangatlah banyak dan berbeda-beda, namun pada dasarnya
inti dari maknanya memiliki kemiripan antara pengertian yang satu dan
pengertian yang lain. Para pakar ekonom juga
beleum menemukan kesepakatan arti dari perencanaan ekonomi. Dengan istilah
perencanaan ekonomi, dapat di ambil inti dari istilah perencanaan ekonomi
mengandung arti pengendalian dan Pengaturan suatu perekonomian untuk mencapai
sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
Setelah mengetahui berbagai pengertian dari para ahl ekonom
tentang perencanaan ekonomi dan dari istilahnya, perencanaan ekonomi
memiliki empat elemen dasar, yaitu :
1.
Merencanakan
berarti memilih
2.
Perencanaan
merupakan alat pengalokasian sumberdaya
3.
Perencanaan
merupakan alat untuk mecapai tujuan
4.
Perencanan
untuk masa depan (Lincolin Arsyad,1999)
Perencanaan juga memiliki beberapa fungsi. Dari beberapa
literatur perencanaan pembangunan (Development planning) pembahasan terhadap
pentingnya perencanaan ini sering dikaitkan dengan pembangunan itu sendiri.
Perencanaan juga dianggap sebagai alat yang strategis. Perencanaan memiliki dua
ruang lingkup yaitu ruang lingkup subtantif dan ruang lingkup tutorial.
Dalam pelaksanaan perencanaan ada beberapa tahapan-tahapan
yang harus dilakukan diantaranya adalah tujuan seorang pemimpin, ketersediaan
sumber daya yang langka,
pemilihan berbagai cara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, perencanaan
mengerjakan proses pemilihan kegiatan yang penting dan mungkin untuk mencapai
tujuan nasional.
B.
Saran
Dalam
penyajian materi dalam makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dari struktur penulisan maupun penyajian
materinya. Karena itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak. Dan untuk itu kami
ucapkan terima kasih.